Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saddharma Pundarika Sutra – sutra bunga teratai

Saddharma Pundarika Sutra adalah salah satu sutra yang masuk dalam aliran mahayana. Sutra ini sangat terkenal bahkan menjadi dasar pembentukan aliran nichiren shoshu. 

Saddharma Pundarika Sutra

Saddharma Pundarika Sutra adalah sutra agama Buddha yang disampaikan Buddha Sakyamuni di akhir hidunya. Tentang bagaimana sejarah sutra ini dan kapan mulai ditulis dan diterjemahkan, bisa dilihat di wikipedia.

Pada tulisan kali ini saya akan membahas secara lengkap apa itu Saddharma Pundarika Sutra dan bagaimana sutra ini bisa menjadi sutra yang dianggap ajaran Buddha Sakyamuni yang terunggul.

Arti Saddharma Pundarika Sutra 

Seringkali disebut sebagai sutra bunga teratai atau lotus sutra. Secara harafiah, arti Saddharma Pundarika adalah memasrahkan seluruh jiwa raga kepada hukum gaib alam semesta. Apakah yang dimaksud hukum gaib alam semesta?

Sebuah hukum yang menjadi sumber segala hukum yang ada di jagat raya ini. Hukum gaib yang menggerakan pergerakan hukum sebab akibat dan seluruh aspek didalamnya. Hukum gaib ini kekal untuk selama-lamaanya dan diyakini sebagai dasar pencapaian kesadaran Buddha bagi sang Buddha sendiri dan seluruh mahkluk di dunia saha ini.

Pencapaian kesadaran Buddha adalah sebuah akibat yang timbul karena adanya suatu sebab yang menuntunnya. Bagi umat Buddha, satu-satunya jalan untuk bisa mencapai kesadaran Buddha adalah dengan melaksanakan jalan Bodhisatva, yaitu mempunyai tujuan hidup untuk menyelamatkan orang lain (maitri karuna).

Makna dan hakikat sutra bunga teratai

Marilah kita pahami apa sebenarnya makna dan hakikat sutra bunga teratai ini, sehingga disebut sebagai sutra kebanggaan kaum Mahayana. Makna Saddharma Pundarika Sutra adalah ingin menunjukkan kepada seluruh penganut Agama Buddha, bahwa seluruh manusia memiliki jiwa Buddha dalam dirinya.

Jika kita melihat sutra-sutra sebelum Saddharma Pundarika Sutra, kondisi suasana jiwa manusia masih-terkotak-kotak yang dibedakan menjadi 10 dunia. Ketika masuk dalam ajaran Saddharma Pundarika sutra, 10 dunia saling melebur dan tidak ada lagi pembedaan.

Suasana jiwa manusia dari Dunia Neraka, juga memiliki Dunia Buddha dari 10 dunia. Hal ini menjadi fakta mengejutkan bagi umat Buddha pada masa itu. Karena melalui sutra ini, Buddha sakyamuni ingin bicara bahwa manusia biasa pun bisa mencapai kesadaran Buddha.

Juga dibuka perihal jiwa kekal abadi yang tertuang dalam Saddharma Pundarika Sutra bab ke 16. Dengan memahami prinsip jiwa kekal abadi, maka kita mengenal tiga masa, yaitu masa lalu, masa sekarang, masa akan datang.

Terjemahan Sutra Teratai

Sutra teratai diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, salah satunya ke dalam bahasa Indonesia. Keseluruhan bab dari sutra ini ada 28 bab. Mari kita lihat judul dari masing-masing bab dari Saddharma Pundarika Sutra bahasa indonesia ini. 

Bab 1 : Purwaka
Bab 2 : Upaya Kausalya
Bab 3 : Perumpamaan
Bab 4 : Sasaran Yang Tepat
Bab 5 : Perbandingan Dengan Tanaman
Bab 6 : Ramalan Tentang Yang Akan Terjadi
Bab 7 : Rasa Taat dan Bakti di Jaman Dulu
Bab 8 : Ramalan Tentang 500 orang Bhiksu
Bab 9 : Ramalan Tentang Rahula, Ananda, dan 2000 Bhiksu
Bab 10 : Dharma Duta
Bab 11 : Munculnya Sebuah Stupa
Bab 12 : Devadata
Bab 13 : Penegakan
Bab 14 : Hidup Tenang
Bab 15 : Munculnya Bodhisatva Dari Bumi
Bab 16 : Panjang Umur Tataghata
Bab 17 : Kesucian
Bab 18 : Pahala Bagi Para Penganut
Bab 19 : Pahala Bagi Para Pengkhotbah
Bab 20 : Bodhisatva Sadapaributha
Bab 21 : Kekuatan Gaib Sang Tataghata
Bab 22 : Akhir Pesamuan
Bab 23 : Bodhisatva Baisajaraja
Bab 24 : Bodhisatva Gadgasvara
Bab 25 : Bodhisatva Mahasatva avalokitesvara
Bab 26 : Mantram Dharani
Bab 27 : Kisah Raja Cahaya Gemilang
Bab 28 : Nasihat Sang Bodhisatva Samantabhadra

Itulah ke 28 bab dari Saddharma Pundarika sutra yang didalamnya termuat banyak sekali perumpamaan guna memberikan gambaran secara utuh apa yang ingin disampaikan oleh sang Buddha. 

Mantra Sutra Teratai

Dalam sekte aliran Nichiren Shoshu yang menggunakan sutra Teratai ini sebagai dasar ajarannya, mantra yang diucapkan dan diyakini sebagai mantra agung adalah “Nammyohorengekyo”

Mantra Sutra Teratai ini satu-satunya mantra yang dimiliki oleh para penganut Nichiren. Sebuah mantra yang mencakup segala hukum di jagat raya ini. Sebuah mantra yang bisa dipergunakan untuk segala kepentingan yang berkaitan dengan filsafat kejiwaan serta keduniawian.

Tidak ada mantra lainnya karena satu-satunya mantra agung dari Saddharma Pundarika Sutra hanyalah Nammyohorengekyo. Ke depan akan saya bahas mengenai aspek-aspek dari sutra ini, yang bisa pembaca pelajari guna menambah wawasan tentang ajaran agama Buddha.   

wiwid kurniawan
wiwid kurniawan Tidak ada kata terlambat untuk belajar

Posting Komentar untuk "Saddharma Pundarika Sutra – sutra bunga teratai"